Langsung ke konten utama

Vaksin Pertusis tidak Berhubungan dengan Peningkatan Risiko Asma pada Masa Anak-anak

Disamping adanya dokumentasi mengenai keuntungan vaksinasi rutin pada masa anak-anak dalam bidang kesehatan masyarakat, terdapat sebagian kecil populasi yang menderita penyakit yang dapat dicegah oleh pemberian vaksinasi. Ketakutan mengenai keamanan vaksin merupakan alasan yang paling sering dikemukakan oleh para orang tua yang menolak pemberian vaksinasi. Hal penting yang harus diperhatikan terkait dengan kemungkinan hubungan antara vaksinasi rutin dengan risiko asma.
Baca selanjutnya...

Beberapa studi observasional melaporkan adanya peningkatan risiko asma dan penyakit atopi pada anak yang divaksinasi dibandingkan dengan anak yang tidak divaksinasi, terutama pada anak yang diberikan vaksinasi pertusis. Studi lainnya, termasuk uji klinik secara acak, menemukan bahwa tidak terdapat bukti atau hanya terdapat bukti yang tidak jelas mengenai hubungan tersebut, dan bahkan beberapa studi melaporkan bahwa vaksinasi pertusis dapat memberikan perlindungan terhadap atopi. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya bias yang mempengaruhi studi-studi tersebut. Data vaksinasi yang terpercaya seringnya sulit didapat dan oleh karena itu banyak studi didasarkan pada ingatan para orang tua atau masing-masing individu. Ingatan tersebut dapat dipengaruhi oleh apakah anak yang divaksinasi mengalami efek samping dari pemberian vaksinasi. Studi-studi lainnya telah menggunakan database terkomputerisasi yang besar dari praktek umum atau organisasi pemeliharaan kesehatan. Pada studi-studi tersebut, penilaian vaksinasi tergantung pada frekuensi penggunaan pelayanan kesehatan yang mungkin tergantung pada pemakaian vaksin. Dan juga, anak-anak dengan gejala-gejala alergi awal atau riwayat penyakit atopi dalam keluarga lebih jarang mendapatkan vaksinasi, sehingga efek protektif vaksinasi yang tampak mungkin dapat dikarenakan reverse causation. Review terbaru mencatat banyaknya bias potensial dalam studi-studi observasional sebelumnya dan menekankan pada kebutuhan akan studi tambahan berskala besar, dengan pembanding, dan adekuat.
Berikut ini kami sampaikan studi terbaru untuk mengetahui hubungan antara vaksinasi pertusis dengan risiko asma pada anak.

Tujuan: untuk menentukan apakah vaksinasi rutin pertusis pada masa anak-anak berhubungan dengan perkembangan gangguan mengi dan asma pada masa anak-anak.

Metode:
Merupakan studi kohort berbasis populasi. Melibatkan 6.811 anak yang lahir antara tahun 1993-1997 di Leicestershire,Inggris. Data mengenai gejala-gejala pernafasan yang berasal dari survei kuosioner berulang hingga tahun 2003 dihubungkan dengan data vaksinasi yang berasal dari database National Health Service. Insiden mengi dan asma dibandingkan pada anak-anak dengan status vaksinasi yang berbeda (lengkap, parsial, dan tidak mendapatkan vaksinasi pertusis) dengan memperhitungkan hazard ratio. Analisa dilakukan pada 6.048 anak, 23.201 person-years of follow-up, dan 2.426 kasus mengi baru.

Hasil:
Tidak terdapat bukti adanya peningkatan risiko mengi dan asma pada anak yang divaksinasi pertusis dibandingkan dengan anak yang tidak divaksinasi. Adjusted hazard ratio perbandingan antara anak yang mendapatkan vaksinasi pertusis lengkap dan parsial dengan anak yang tidak divaksinasi mendekati angka 1 untuk insiden mengi dan asma.

Kesimpulan: tidak terdapat bukti mengenai hubungan antara vaksinasi pertusis pada bayi dengan peningkatan risiko mengi dan asma di kemudian hari dan studi ini tidak mendukung pernyataan mengenai vaksinasi pertusis dapat meningkatkan risiko asma pada masa anak-anak secara bermakna.

Share/Save/Bookmark

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Statin dan kematian akibat serangan jantung

Pasien yang mengalami serangan jantung dan diberi obat statin. dapat menekan kematian sampai 50%, dikatakan tim peneliti dari US. Obat statin yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah terjadinya stoke dan serangan jantung pada waktu yang lama, ternyata penelitian terbaru menyimpulkan bahwa statin bersama-sama dengan aspirin dapat diberikan kepada pasien yang tiba-tiba menderita serangan jantung. Kita sudah mengetahui bahwa terapi jangka lama statin sangat bermanfaat, tetapi penelitian ini menunjukkan bukti-bukti yang lebih baik lagi dari pemberian statin yang ternyata memiliki efek   sebagai kardioprotektif, yang dapat  digunakan sebagai terapi pada serangan jantung yang terjadi secara tiba-tiba, dikatakan dokter ahli jantung Dr. Gregg Fonarow dari Universitas California, Los Angeles. Pasien yang mengalami miokard infark dirumah sakit rutin diberikan statin, hal ini untuk memudahkan administrasi dari pemberian obat di bagian emergency, fonarow menj...

ION POSITIF PENYEBAB UTAMA SINDROM GEDUNG SAKIT DAN BUKAN PENCEMARAN MIKROORGANISME

ION POSITIF PENYEBAB UTAMA SINDROM GEDUNG SAKIT DAN BUKAN PENCEMARAN MIKROORGANISME Dr. Iwan T. Budiarso , DVM, MSc, Phd, APU Hasil rangkuman Laporan seminar sehari ?Rumah Sakit dan Kesehatan Keselamatan Kerja ? dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-38 RS Persahabatan, Selasa tgl 13 Nopember 2001, yang disajikan Wartawan Kompas, sungguh sangat menarik sekali karena yang disinyalir penyebab Sindrom Gedung Sakit adalah sirkulasi ventilasi yang buruk disamping pula akibat pencemaran Polusi udara asap kendaraan bermotor dan industri, kuman, virus, jamur dan parasit Menurut hasil penelusuran dari kepustakaan peyebab utama Sindrom Gedung Sakit tidak ada hubungannya dengan pencemaran dan infeksi kuman, virus, jamur dan parasit, melainkan karena perbandingan antara jumlah ion negatif dan ion positif dalam udara yang tidak seimbang. Secara normal udara yang sehat dan segar kandungan ion negatif dan ion positif yang ideal minimal adalah dengan perbandingan 5 positif dan 4 negaitf....

Manfaat Imunisasi Influenza pada Pasien Usia Lanjut

Kelompok usia lanjut rentan terhadap berbagai kondisi akut akibat gangguan kesehatan, diantaranya adalah infeksi saluran pernafasan yang merupakan penyebab kematian tertinggi, dikatakan oleh dr. Siti Setiati, SpPD-KGer. Influenza dan komplikasinya mengakibatkan 10.000-40.000 kematian pertahun di AS, 80% diantaranya terjadi pada populasi usia lanjut. Di Indonesia, penyakit sistem pernafasan merupakan penyebab kematian nomor dua (12,7%) (Surkesnas 2001). Menurut Dr. Siti Setiati, manfaat vaksin dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu manfaat medis dan manfaat ekonomis. Manfaat medis dapat dilihat dari berkurangnya kejadian penyulit influenza, menurunnya kejadian rawat inap karena kematian usia lanjut yang masuk rumah sakit akibat penyakit yang terkait dengan infeksi saluran nafas. Manfaat ekonomis, ditinjau dari besarnya dana yang dapat dihemat karena vaksinasi. Menurunnya rawat jalan dan rawat inap. Beberapa peneliti observasional menunjukkan bahwa vaksin sama efektifnya untuk u...