Anak-anak yang tidak diberikan vaksinasi mumps-measles-rubella (MMR) memiliki risiko tinggi yang membahayakan terhadap kesehatan, dilaporkan oleh tim peneliti Internasional, 19 Oktober 2005.
Selama ini banyak yang mengatakan bahwa vaksin tersebut berpengaruh terhadap terjadinya penyakit Crohn's ataupun autism, namun dugaan tersebut tidak disertai dengan bukti-bukti yang jelas, dikatakan Vittorio Demicheli, M.D., dari Servizo Sovrazole Epidemiologia.
Mumps, measles dan rubella adalah penyakit yang serius yang berpotensi menjadi suatu penyakit yang fatal, menyebabkan kecacatan dan kematian, Dr. Demicheli dan timnya menjelaskan. Mumps, Measles dan rubella masih terjadi pada negara yang sedang berkembang dimana program vaksinasi tidak dijalankan dengan baik sehingga angka kematian akibat penyakit ini tinggi. Di negara yang sudah berkembang kejadian penyakit ini jarang terjadi.
Dalam penelitiannya baru-baru ini, Dr Demicheli dan timnya mempelajari bukti-bukti tentang keuntungan dan kerugian pengguanaan vaksin MMR. Mereka melakukan 139 penelitian, 31 diantaranya mengalami bias.
Penelitian tersebut membandingkan percobaan prospektif dan retrospektif terhadap efek dari MMR dibandingkan dengan plasebo.
Hasil yang didapatkan adalah vaksin tersebut sangat rendah menyebabkan gangguan infeksi traktus respiratorius bagian atas, dan terlihat efeknya tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan plasebo.
Mereka menemukan hubungan yang positif antara MMR dan trombositopeni purpura ringan, parotitis, kejang febril dalam 2 minggu setelah divaksinasi.
Kesimpulan yang didapatkan menjelaskan bahwa tidak ada fakta yang dapat membuktikan hubungan antara vaksinasi MMR dengan penyakit Crohn's, kolitis ulseratif ataupun autism.
Keamanan pengguanaan vaksin MMR telah banyak dibuktikan penggunaannya di seluruh dunia, Dr. Demicheli mengatakan. Efektivitas vaksin ini sangat penting untuk melawan penyakit yang berhubungan dengan mumps, rubella dan measles. Vaksin MMR penting untuk mencegah penyakit secara global.
Selama ini banyak yang mengatakan bahwa vaksin tersebut berpengaruh terhadap terjadinya penyakit Crohn's ataupun autism, namun dugaan tersebut tidak disertai dengan bukti-bukti yang jelas, dikatakan Vittorio Demicheli, M.D., dari Servizo Sovrazole Epidemiologia.
Mumps, measles dan rubella adalah penyakit yang serius yang berpotensi menjadi suatu penyakit yang fatal, menyebabkan kecacatan dan kematian, Dr. Demicheli dan timnya menjelaskan. Mumps, Measles dan rubella masih terjadi pada negara yang sedang berkembang dimana program vaksinasi tidak dijalankan dengan baik sehingga angka kematian akibat penyakit ini tinggi. Di negara yang sudah berkembang kejadian penyakit ini jarang terjadi.
Dalam penelitiannya baru-baru ini, Dr Demicheli dan timnya mempelajari bukti-bukti tentang keuntungan dan kerugian pengguanaan vaksin MMR. Mereka melakukan 139 penelitian, 31 diantaranya mengalami bias.
Penelitian tersebut membandingkan percobaan prospektif dan retrospektif terhadap efek dari MMR dibandingkan dengan plasebo.
Hasil yang didapatkan adalah vaksin tersebut sangat rendah menyebabkan gangguan infeksi traktus respiratorius bagian atas, dan terlihat efeknya tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan plasebo.
Mereka menemukan hubungan yang positif antara MMR dan trombositopeni purpura ringan, parotitis, kejang febril dalam 2 minggu setelah divaksinasi.
Kesimpulan yang didapatkan menjelaskan bahwa tidak ada fakta yang dapat membuktikan hubungan antara vaksinasi MMR dengan penyakit Crohn's, kolitis ulseratif ataupun autism.
Keamanan pengguanaan vaksin MMR telah banyak dibuktikan penggunaannya di seluruh dunia, Dr. Demicheli mengatakan. Efektivitas vaksin ini sangat penting untuk melawan penyakit yang berhubungan dengan mumps, rubella dan measles. Vaksin MMR penting untuk mencegah penyakit secara global.
Setuju sob, MMR memang penting dan aman.
BalasHapusCheers, frizzy.
Iya mas Frizzy,
BalasHapusJangan terlalu percaya dengan mitos yang cenderung menyesatkan. Makanya sering lihat-lihat blog ini yang berisi berita kesehatan terpercaya.