Konsumsi telur ternyata menurunkan berat badan dan tidak menyebabkan penyakit jantung koroner. Demikian dari 9 studi yang dipresentasikan pada pertemuan Experimental Biology bulan Mei 2007 mendukung badan-badan penelitian mengenai manfaat nutrisi dari konsumsi telur termasuk dalam menurunkan berat badan. Telur juga menghasilkan kolin, untuk pengembangan dan fungsi otak dan memori, yang merupakan bahan esensial yang biasanya kurang dalam diet. Diantara temuan yang dipresentasikan :1. Telur dalam makan pagi membantu menurunkan berat badan
Sebuah trial control acak dipimpin oleh Nikhil V. Dhurandhar, Ph.D., seorang wakil professor pada departemen infeksi dan obesitas di Lousiana state of University’s Pennington Biomedical Research Center menemukan bahwa perempuan overweight dan obes yang mengkonsumsi 2 telur saat makan pagi (5 hari atau lebih dalam 1 minggu) selama 8 minggu, sebagai bagian pengaturan diet sebanyak 1.000 kalori :
- Hilang 65 % kelebihan berat badannya
- 83 % penurunan dalam lingkar pingulnya
- Perbaikan lebih besar dalam tingkat energinya dibandingkan diet lain yang mengkonsumsi roti saat makan pagi dengan jumlah kalori sama.
Studi ini menambahkan temuan pada studi sebelumnya dipulikasikan dalam Journal of the American College of Nutrition, yang menemukan bahwa telur dalam makanan pagi lebih mengenyangkan dan mengurangi makan lagi secara bermakna dibandingkan makan pagi dengan roti bagel dalam jumlah kalori yang sama. Dalam Kedua studi ini, makan pagi telur dan roti bagel tidak hanya jumlah kalorinya sama, tapi juga beratnya sama, yang merupakan faktor penting dalam studi tentang kenyang dan berat badan. Studi tersebut tidak menemukan perbedaan bermakna antara HDL dan LDL dan kadar trigliserida masing-masing kelompok.
2. Menutupi kekurangan kolin dengan telur
Para peneliti di Iowa State of University menguji asupan kolin dalam diet khusus penduduk Amerika dan menemukan bahwa asupan sehari-hari jauh dari angka asupan kecukupan (adequate intake) bagi anak-anak, pria, wanita dan wanita hamil.
Hanya 10 % atau kurang populasi makan kolin mendekati jumlah yang direkomendasikan. Studi ini, yang pertama menguji asupan kolin dalam populasi, sangat penting karena kolin adalah nutrisi esensial yang diperlukan untuk fungsi normal semua sel dan otak.
Temuan bahwa asupan kolin rendah pada wanita hamil adalah yang paling penting seperti pada penelitian sebelumnya menunjukkan kolin dapat membantu perkembangan otak dan memori pad janin. The National Academy of Sciences merekomendasikan peningkatan kolin bagi wanita hamil (550 mg) dan menyusui (450 mg).
Sebuah studi terpisah yang dipresentasikan pada National Data bank Conference menemukan bahwa asupan kolin menurun berdasarkan umur. Orang tua berumur 71 tahun atau lebih mengkonsumsi rata-rata sekitar 264 mg per hari (kira-kira setengah kolin yang disarankan yaitu 550 mg/hari untuk pria dan 425 mg/hari untuk wanita).
Kedua studi merekomendasikan peningkatan konsumsi makanan yang merupakan sumber baik kolin untuk menutupi kekurangan konsumsi kolin.
3. Rekomendasi telur dalam pandangan ke depan (perspektif)
Para peneliti mulai menantang pembatasan konsumsi telur yang berdasarkan studi yang menguji kolesterol harian dan lemak jenuh secara bersamaan. Penelitian efek independen kolesterol harian menunjukkan efek tidak bermakna pada risiko penyakit jantung.
Sebuah studi risiko relatif yang dilakukan oleh konsultan berbasis ilmiah Exponent di Washinton, DC menyimpulkan bahwa kontribusi telur terhadap penyakit jantung koroner tidak bermakna. Telur hanya berkontribusi 0,6 % pada pria dan 0,4 % pada wanita terhadap penyakit jantung koroner ketika faktor risiko lain diasumsikan.
Komentar
Posting Komentar