Langsung ke konten utama

Kemoterapi plus Tamoxifen memperbaiki kelangsungan hidup penderita kanker payudara dini

Menurut hasil 2 studi yang dilakukan oleh the Ajuvant Breast Cancer (ABC) Trial Collaborative Group, penambahan kemoterapi pada tamoxifen memperbaiki kelangsungan hidup penderita kanker payudara dini. Namun penembahan supresi/ablasi ovarium tampaknya tidak memberikan keuntungan bagi kebanyakan perempuan. Hasil ini dilaporkan dalam jurnal the National Cancer Institute, 4 April 2007.

Dr. Judith Bliss dan koleganya, dari Institute of Cancer Research di Sutton, Inggris, menguji 1.991 pasien dalam trial kemoterapi ABC. Mereka secara acak menerima 5 tahun tambahan terapi tamoxifen dengan atau tanpa terapi standar. Beberapa perempuan menopause diperlakukan dengan supresi/ablasi ovarium. Grup kemoterapi mengalami lebih sedikit kekambuhan dibandingkan grup kontrol yaitu 298 vs 332, namun perbedaan tersebut terlalu kecil agar secara statistik bermakna.

Setelah penyesuaian status nodal, status reseptor estrogen dan umur, penambahan tamoxifen pada kemoterapi menurunkan resiko kematian sebesar 17% (p=0,03). Total kematian yang dicatat pada grup kemoterapi adalah 243, sedangkan pada grup kontrol adalah 282.

Manfaat kemoterapi pada kelangsungan hidup tanpa kambuh timbul di awal, paling tidak memerlukan waktu lima tahun dari seluruh manfaat kelangsungan hidup agar menjadi nyata. Pada analisis sub grup, kemoterapi menghasilkan manfaat kelangsungan hidup paling besar bagi perempuan berumur kurang dari 50 tahun, khususnya pra-menopause yang tidak ditangani dengan supresi atau ablasi ovarium.

Team Dr. Bliss melakukan trial ABC Ovarian Ablation or Supression untuk lebih memahami manfaat supresi/ablasi ovarium (jika ada). Trial melibatkan 2.144 perempuan pra- dan peri-menopause dengan pemberian tamoxifen dengan atau tanpa kemoterapi. Mereka diacak menerima atau tidak supresi/ablasi ovarium. Supresi/ablasi ovarium tidak menghasilkan perbaikan pada kelangsungan hidup tanpa kambuh atau total. Namun demikian, laporan menunjukkan kebenaran ini setelah penyesuaian umur, status nodal, dan status reseptor estrogen.

Para peneliti mencatat bahwa ada kemungkinan peranan supresi/ablasi ovarium pada perempuan berumur kurang dari 40, khususnya yang tidak diberikan kemoterapi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui hal ini.

Pada editorial yang berkaitan dengan penelitian ini, Dr. Kalhleen I. Pritchard dari Toronto Sunnybrook Regional Centre berkomentar bahwa tambahan informasi bermanfaat dapat diperoleh dari trial ini jika status reseptor estrogen dari pasien telah diketahui (dari lebih 40% kasus tidak ada). “Studi ini menekankan pentingnya mempertahankan proses untuk menjamin ketersediaan spesimen tumor yang disimpan untuk semua trial ajuvan teracak. Penelitian akan berhenti saat trial penting skala besar dilakukan tanpa sampel tumor yang berkaitan,” dia menyimpulkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Statin dan kematian akibat serangan jantung

Pasien yang mengalami serangan jantung dan diberi obat statin. dapat menekan kematian sampai 50%, dikatakan tim peneliti dari US. Obat statin yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah terjadinya stoke dan serangan jantung pada waktu yang lama, ternyata penelitian terbaru menyimpulkan bahwa statin bersama-sama dengan aspirin dapat diberikan kepada pasien yang tiba-tiba menderita serangan jantung. Kita sudah mengetahui bahwa terapi jangka lama statin sangat bermanfaat, tetapi penelitian ini menunjukkan bukti-bukti yang lebih baik lagi dari pemberian statin yang ternyata memiliki efek   sebagai kardioprotektif, yang dapat  digunakan sebagai terapi pada serangan jantung yang terjadi secara tiba-tiba, dikatakan dokter ahli jantung Dr. Gregg Fonarow dari Universitas California, Los Angeles. Pasien yang mengalami miokard infark dirumah sakit rutin diberikan statin, hal ini untuk memudahkan administrasi dari pemberian obat di bagian emergency, fonarow menj...

ION POSITIF PENYEBAB UTAMA SINDROM GEDUNG SAKIT DAN BUKAN PENCEMARAN MIKROORGANISME

ION POSITIF PENYEBAB UTAMA SINDROM GEDUNG SAKIT DAN BUKAN PENCEMARAN MIKROORGANISME Dr. Iwan T. Budiarso , DVM, MSc, Phd, APU Hasil rangkuman Laporan seminar sehari ?Rumah Sakit dan Kesehatan Keselamatan Kerja ? dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-38 RS Persahabatan, Selasa tgl 13 Nopember 2001, yang disajikan Wartawan Kompas, sungguh sangat menarik sekali karena yang disinyalir penyebab Sindrom Gedung Sakit adalah sirkulasi ventilasi yang buruk disamping pula akibat pencemaran Polusi udara asap kendaraan bermotor dan industri, kuman, virus, jamur dan parasit Menurut hasil penelusuran dari kepustakaan peyebab utama Sindrom Gedung Sakit tidak ada hubungannya dengan pencemaran dan infeksi kuman, virus, jamur dan parasit, melainkan karena perbandingan antara jumlah ion negatif dan ion positif dalam udara yang tidak seimbang. Secara normal udara yang sehat dan segar kandungan ion negatif dan ion positif yang ideal minimal adalah dengan perbandingan 5 positif dan 4 negaitf....

Manfaat Imunisasi Influenza pada Pasien Usia Lanjut

Kelompok usia lanjut rentan terhadap berbagai kondisi akut akibat gangguan kesehatan, diantaranya adalah infeksi saluran pernafasan yang merupakan penyebab kematian tertinggi, dikatakan oleh dr. Siti Setiati, SpPD-KGer. Influenza dan komplikasinya mengakibatkan 10.000-40.000 kematian pertahun di AS, 80% diantaranya terjadi pada populasi usia lanjut. Di Indonesia, penyakit sistem pernafasan merupakan penyebab kematian nomor dua (12,7%) (Surkesnas 2001). Menurut Dr. Siti Setiati, manfaat vaksin dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu manfaat medis dan manfaat ekonomis. Manfaat medis dapat dilihat dari berkurangnya kejadian penyulit influenza, menurunnya kejadian rawat inap karena kematian usia lanjut yang masuk rumah sakit akibat penyakit yang terkait dengan infeksi saluran nafas. Manfaat ekonomis, ditinjau dari besarnya dana yang dapat dihemat karena vaksinasi. Menurunnya rawat jalan dan rawat inap. Beberapa peneliti observasional menunjukkan bahwa vaksin sama efektifnya untuk u...